Memanfaatkan lahan kavling seluas 200m2, ibu Aiva sekeluarga di Gunung Anyar menginginkan desain rumah tinggal yang sangat sederhana, rumah yang sejuk, rumah tanggap cuaca dan hemat penggunaan listrik serta rumah yang tidak membutuhkan biaya yang sangat banyak saat membangunnya.

Rumah ini mengadaptasi desain rumah villa dengan banyak bukaan berupa jendela/pintu dan rooster, memanfaatkan kaca dengan pintu lebar sebagai penerangan dan ventilasi silang memanfaatkan ruang hijau di depan dan di belakang rumah. Site kavling menghadap ke arah selatan dengan pembagian ruang yang sangat sederhana ruang keluarga dan kamar utama berada di bawah ( lantai 1) dan ruang kamar anak berada di lantai atas. Kebutuhan rumah dengan storage/gudang yang banyak berupa ruang atau lemari simpan agar terhindar dari debu yang menumpuk dan area ruang terkesan menjadi lebih lapang.


Pemanfaatan rooster batu bata press sebagai material utama pembentuk tampak depan sekaligus sebagai rooster memasukkan dan mengalirkan udara sebanyak banyaknya ke dalam rumah. Dinding plester yang dibiarkan tanpa acian dan lantai utama menghendaki lantai dari acian semen, bukan lantai keramik atau lantai granit untuk menghemat biaya pembuatan rumah.

Pemilihan batu bata tempel dan pemanfaaatan tanaman rambat menambah kesan rumah tropis seperti layaknya rumah eksotis tropis di pegunungan, harapan besar rumah ini menjadi sejuk dengan memanfaatkan taman depan rumah dengan tanaman tanaman peneduh untuk mendapatkan udara segar di sekitar area rumah

Tags : rumah tinggal minimalis, desain rumah tinggal villa, rumah tinggal dengan batu bata susun, rumah tropis minimalis, desain ramah lingkungan
Juli2016