
Bula, kota kabupaten Seram Bagian Timur memiliki mayoritas penduduk asli Bula dan Ambon 70 persen, sedangkan pendatang dari Jawa dan keturunan Cina masing masing 25 persen dan 5 persen. Penduduk asli Bula lebih banyak bermata pencaharian sebagai nelayan dan perkebunan pala. Sedangkan penduduk pendatang lebih banyak berdagang berjualan di pasar, warung makan masakan Jawa dan toko perancah bahan-bahan makanan pokok. Adanya warga pendatang Jawa dan keturunan Cina di Bula, memberi semangat baru dalam perkembangan kota Bula itu sendiri baik dalam persaingan perekonomian maupun dalam bekerja sehari hari. Pemeluk muslim di Bula adalah mayoritas sekitar 98% sedangkan sisanya adalah pemeluk Nasrani dan Hindu.

Di kota ini tercatat baru ada 2 bank yaitu bank BRI dan Bank Maluku, yang mempunyai mesin ATM dan satu satunya mesin ATM di kota Bula ada di Bank Maluku (ATM Bersama). Ada cerita warga kalau ada keperluan transfer uang ke sanak famili diluar kota sangat kesulitan, tetapi salah satu warga keturunan Cina yang mempunyai koneksi perbankan di Jawa punya alat transfer khusus uang dengan biaya jauh lebih murah daripada transfer melalui Bank Maluku terutama untuk nasabah BCA.
Sinyal komunikasi di dalam kota Bula baru mempunyai 2 BTS Telkomsel (GPRS), 1 BTS Indosat dan baru saja masuk provider XL. Ketika berada di tengah kota, sinyal Telkomsel dapat diandalkan kekuatannya, sinyal Indosat hanya 1-2 strip dan itupun kondisi di pagi hari saja ada. Selebihnya sinyal indosat sangatlah lemah bahkan hilang begitu saja. Diluar kota dengan asumsi lebih dari 5 km dari pusat kota, untuk mendapatkan sinyal Telkomsel yang paling kuat di kota ini, diharuskan untuk keluar rumah dan berada di tepi jalan besar lintas Seram. Alangkah sulitnya untuk mendapatkan sinyal terbaik di kota ini terutama anda pengguna bukan Telkomsel.
Begitu juga dengan warung internet, keberadaan warnet di kota Bula baru ada 2 warnet. Itupun hanya buka pukul 10.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA. Para pejabat pemerintah daerah pun sama ketika akan membutuhkan internet perlu pergi dulu ke warnet atau ruang khusus di kantor bupati atau di pendopo kabupaten untuk memanfaatkan internet. Pemakaian modem masih belum efektif karena ketidak stabilan sinyal dari provider.
Sangat berbeda dan bertolak belakang dengan sarana hiburan warga kota Bula, hampir semua warga di Bula sudah menggunakan antena televisi parabola dengan saluran luar negeri demikian banyaknya. Mulai dari warga dengan tingkat perekonomian sederhana sampai tinggi sudah pasti mempunyai antena televisi parabola. Jangan kuatir di kota Bula anda masih bisa melihat pertandingan bola Liga Premier Inggris, Liga Italia ataupun siaran olahraga luar negeri lainya.

Jenis transportasi umum di kota Bula adalah ojek, angkutan kota dan becak. Tarif ojek di dalam kota berkisar Rp.3000 – Rp.5000, tarif jasa ojek keluar kota berkisar Rp.10.000-Rp15.000, angkutan kota tarif paling mahal rp.5000,-untuk jalur keluar kota (lebih dari 8km) sedangkan becak rata rata Rp.5000-Rp.10.000 di dalam kota.

Makanan khas dari kota bula adalah Dendeng Rusa, tetapi semenjak Rusa dilarang untuk diburu, dendeng rusa bisa didapat secara sembunyi sembunyi dan hanya beberapa orang saja yang tahu bagaimana mendapatkannya. Kebutuhan bahan makanan pokok telur ayam dan daging ayam di Bula sangat tinggi melebihi kebutuhan daging sapi. Daging sapi disini lebih mahal harganya daripada daging rusa, banyak sekali penjual masakan Padang menggunakan daging rusa untuk di rendang atau penjual bakso memberi campuran daging rusa pada pentol baksonya. Dan rasanya tidak jauh berbeda dengan pentol bakso daging sapi. Sedangkan menu ikan laut adalah menu wajib sehari hari penduduk Bula terutama warga asli, ada yang berpendapat kalau sehari tidak makan ikan laut rasanya tidak enak dan efeknya mudah pusing kepala.

Harga tanah di kota Bula bisa dikatakan murah sekali bila dibandikan dengan kota setara kabupaten di Jawa, mulai dari harga rp.20.000/m2 di tepi jalan besar sampai rp.5.000/m2 untuk tanah yang masih berupa rawa dan hutan.

Secuil pengalaman pribadi sebagai apresiasi khusus bahwa Bula, Seram Bagian Timur yang masih berusia 8 tahun perlu belajar untuk merangkak, berjalan dan akhirnya berlari cepat menyusul kota kota besar setingkat kabupaten di Indonesia. Satu bukti bahwa pemerataan pembangunan terutama di kawasan timur Indonesia sangat berjalan lambat. Jadi, siapkan anda menjadi salah satu pioner dan inovator penggerak terutama Kawasan Timur Indonesia!?
Itulah kota Bula, kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku.
(Mansyur Hasan Wahyudi – Hotel Damai jl.Pendopo, Bula- SBT Maluku , 9 Januari 2012, 00.51WIT)
foto foto lain :






Cool… 🙂